Friday, January 28, 2011

Tragis!!! Tragedi Pecahnya Kapal Yang Di Hantam Badai Di Christmas Island

Kecelakaan yang mengerikan terjadi dekat Christmas Island, Kapal Tenggelam, Sedikitnya 50 pencari suaka, termasuk anak-anak, dikhawatirkan tewas, Rabu (15/12), setelah kapal mereka hancur berkeping-keping di laut yang bergolak di lepas pantai Australia dan para saksi mata yang tak berdaya hanya bisa menyaksikan kengerian itu.
 
Overwhelmed: Waves pound the fragile craft to pieces off the coast of Christmas Island, flinging Iraqi and Iranian refugees on to the rocks.
 
Desperate flight: The boat had travelled from Indonesia with around 80 people on board. 50 are feared dead.

Menurut Royal Flying Doctor Service sebagaimana diberitakan AFP, sebanyak 36 orang terluka, termasuk tiga orang kritis, dalam bencana di lepas pantai Christmas Island itu. Penduduk setempat menyaksikan kengerian itu sebagai tragedi di depan mereka, yang tak berdaya untuk membantu para korban yang terempas di bebatuan dan dihajar puing-puing kapal ketika mereka mengapung di laut yang berputar-putar.

“Ada anak-anak di dalam air. Ada satu anak yang sangat kecil di jaket pelampung yang mengambang terlengkup dalam waktu yang sangat lama, pasti sudah tewas,” kata seorang pemilik toko souver setempat, Simon Prince, kepada Sky News. “Ini sesuatu yang saya tidak akan lupa dalam waktu singkat.”

 
Fight for survival: Some refugees managed to don life jackets as they desperately clung to pieces of wreckage.

 
Rescue effort: Locals on Christmas Island make desperate attempts to help the asylum seekers but are unable to enter the water due to the swell. 

Para penduduk, yang terbangun menjelang fajar karena mendengar jeritan para korban, mengumpulkan jaket pelampung dan bergegas ke tebing-tebing kapur bergerigi untuk membantu para korban, tetapi angin kencang meniup kembali pelampung ke darat. “Kami bisa mendengar teriakan itu,” kata Ingrid Avery sambil menangis kepada Radio Melbourne. “Jeritan, teriakan dan saya bisa mendengar teriakan anak-anak.”

Saksi lain, Phillip Stewart mengatakan, ia melihat orang-orang tenggelam setelah kapal mereka pecah karena dihantam gelombang besar ke tebing bergerigi di pulau terpencil itu. “Tragedi itu berlangsung selama beberapa waktu dan kami melihat orang-orang itu benar-benar tenggelam,” katanya. Kapal Angkatan Laut berhasil menyelamatkan beberapa orang dari air, tetapi pihak berwenang belum dapat memastikan jumlah korban tewas, hilang atau yang selamat.

 
Families: One of the asylum seekers can be seen holding his child in his arms as he battles the raging sea (top right). 

 
Wreckage: The boat, believed to have travelled from Indonesia, was destroyed. 

Pemerintah Australia mengatakan insiden tragis yang terjadi di bagian Samudra Hindia dari Christmas Island itu melibatkan kapal ilegal. Kapal itu diduga merupakan kapal ikan asal Indonesia yang disewa para imigran gelap. Para saksi mata mengatakan, kapal itu penuh sesak dengan penumpang, kebanyakan keluarga, dan sejumlah orang berbaring lesu dan sakit di geladak yang hanyut tanpa daya listrik dan menabrak bebatuan.

“Gelombang datang dan perahu itu menghantam bebatuan dan kemudian menghancurkan perahu, orang-orang kemudian mengapung di sekitarnya,” kata anggota dewan lokal, Kamar Ismail, kepada AFP. Ismail mengatakan, penduduk setempat telah mencoba yang terbaik untuk menarik mereka yang selamat dari air. “Namun kami tidak bisa berbuat banyak karena laut sangat, sangat bergejolak. Setelah menghantam batu, kapal itu hancur berkeping-keping. Saya mendengar orang berteriak minta tolong, kami hanya berkata kepada mereka, ‘Kami tidak bisa, kami tidak bisa berbuat banyak, kami hanya bisa melemparkan jaket, itu saja.’”

 
Desperate: Survivors cling to the remains of the boat.

 
In trouble: The boat, which appears to have lost power, is swept towards the cliffs on Christmas island.

Negara asal orang-orang di atas kapal kayu itu belum dikonfirmasi tetapi laporan mengatakan, mereka kebanyakan dari Iran dan Irak. Ribuan pencari suaka asal Irak, Afganistan dan Sri Lanka telah menyeberang Australia tahun ini, sering dengan kapal ikan yang reyot dari Indonesia.

Christmas Island, sebuah pulau kecil dan terpencil di Samudra Hindia yang berjarak sekitar 2.650 kilometer di sebelah barat laut Perth. Di pulau itu Australia memiliki pusat penahanan imigrasi utama dan semua pencari suaka yang tiba dengan perahu dibawa ke sana.

 
Concern: Locals watch as lifejackets are thrown to the people in the water.

 
Hope: The asylum seekers grab lifejackets in the aftermath.

Sedikitnya 100 orang berada di kapal saat kapal yang mereka tumpangi hancur menabrak karang yang terdapat di Pulau Christmas. 28 Orang, termasuk anak-anak, tewas ketika kapal kayu mereka kandas. Ada 44 orang yang selamat dalam insiden ini.

Menteri Imigrasi Australia Chris Bowen mengatakan, pihaknya masih belum bisa memastikan berapa banyak orang di atas kapal. “Orang-orang yang selamat mengatakan, ada sekitar 70 hingga 100 orang berada di atas kapal,” katanya seperti dilansir news.com.au, Kamis (16/12/2010).

“Tapi kita benar-benar tidak tahu dan kita tidak menginginkan hal ini terjadi,” kata Bowen, sembari menambahkan kondisi cuaca di daerah itu saat ini memang sangat berbahaya. Saat ini belum bisa ditentukan apakah perahu tersebut berada di perairan Indonesia sebelum mereka tiba di Pulau Christmas. “Keberadaan mereka sebelumnya tidak terlacak,” kata Bowen.

Insiden ini bermula saat kapal kayu mula-mula terlihat terombang-ambing oleh ombak besar sebelum kemudian menabrak batu-batu cadas di pinggir pantai Christmas Island, dan kemudian kapal pecah. Warga setempat yang tinggal di Flying Fish Cove, tempat kapal itu tampaknya mencoba berlabuh, menceritakan mereka terbangun Rabu pagi, setelah mendengar suara jeritan yang sangat keras.

Sebagian warga kemudian bergegas datang ke arah sumber suara dan menyaksikan kapal itu tenggelam; mereka melihat beberapa laki-laki, perempuan dan anak-anak terlempar ke laut. Warga melemparkan tali dan pelampung dari atas bukit batu untuk menyelematkan para korban. Tiga kapal angkatan laut Australia juga dikerahkan dalam operasi penyelamatan itu, yang mendapat banyak halangan karena kondisi laut yang sulit.

Kapal itu diyakini oleh aparat Australia mengangkut sekitar 70 penumpang, yaitu orang-orang yang diduga sebagai pencari suaka dari Irak dan Iran, lapor wartawan BBC Nick Bryant dari Sydney. Christmas Island memiliki fasilitas penahanan pencari suaka besar dan tempat penahanan itu kini dihuni oleh 2 ribu orang.

No comments:

Post a Comment