Tuesday, February 1, 2011

Presiden Mesir "Hosni Mubarak" Yang Kekayaannya Mencapai 360 Trilliun

Harta Kekayaan Hosni Mubarak, menurut laporan rahasia, istri  Presiden Hosni Mubarak telah menjadi anggota klub miliarder sejak th 2000. Presiden Hosni Mubarak telah memimpin Mesir lebih dari 30 tahun. Lama menguasai negeri piramida itu, sejumlah kalangan menuduhnya sudah menimbun harta berlimpah di sejumlah negara.

 

Harian Aljazair, Alkhabar, seperti dimuat ulang oleh JP News, melansir bahwa kekayaan keluarga Hosni Mubarak mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp360 triliun. Kekayaan ini tersebar di beberapa rekening dan properti di Amerika Serikat, Swiss, Inggris, dan Jerman.

Suzanne, istri Mubarak, menurut laporan rahasia telah menjadi anggota klub miliarder sejak 2000. Selain rekening, Suzanne memiliki properti di pusat kota-kota besar di Eropa, seperti London, Frankfurt, Madrid, Paris, dan Dubai. Kekayaan Ibu Negara ini ditaksir US$3 – 5 miliar.
Anak pertama Mubarak, Alaa Mubarak yang memilih berkarir di perbankan, telah memiliki properti senilai US$8 miliar dolar, termasuk properti di Los Angeles, Washington, dan New York di mana dia memiliki real estate senilai US$2,1 miliar di pinggiran Manhattan. Dia juga dikabarkan memiliki dua kapal pesiar senilai 60 juta euro.
Menurut sumber koran itu, anak kedua Mubarak, Gamal Mubarak, memiliki kekayaan hingga US$17 miliar. Selain memiliki rekening, sekretaris jenderal partai berkuasa, Partai Nasional Demokrat ini, juga memiliki sejumlah properti yang tersebar tak hanya di Mesir.
Adapun Mubarak sendiri yang merupakan anak petani, memiliki kekayaan pribadi US$10 miliar. Sebagian besar dananya berada di bank-bank Amerika, Swiss, dan Inggris.
Sejak berkuasa pada 1981, Mubarak mampu membuat negara di Afrika Utara itu stabil. Rahasianya, dia membangun hubungan baik dengan negara-negara Barat dan Israel. Namun di balik kestabilan, korupsi, kemiskinan dan kekerasan oleh negara tumbuh subur.
Mubarak lahir 1928 di desa Kahel-el-Meselha. Dia tamat dari Akademi Militer pada 1949. Setelah perang Arab-Israel, Mubarak mendapat promosi menjadi Kepala Angkatan Udara Mesir, inilah pintu pertama dia masuk ke lingkaran elit politik.
Mubarak dikenal seorang pembantu setia Presiden Mesir Anwar Sadat. Dia diangkat jadi Wakil Presiden oleh Anwar Sadat pada 1975. Sejak itu dia memainkan peranan penting, membangun hubungan dengan negara-negara barat. Pada 1981, Sadat dibunuh, Mubarak naik menjadi orang nomor satu di Mesir.


Mesir, Singgalang
Presiden Mesir Hosni Mubarak telah berkuasa selama 30 tahun. Selama itu dia menumpuk kekayaan. Menurut situs Daily Telegraph, kekayaan Mubarak mencapai 20 miliar pounds atau sekitar Rp287 triliun.
Kekayaan Mubarak ini sebagian disimpan pada sejumlah rekening bank di Swiss, Amerika Serikat dan Inggris. Sebagian lagi hartanya berupa properti yang tersebar di Los Angeles, Washington dan New York.
Sejak berkuasa pada 1981, Mubarak mampu membuat negara di Afrika Utara itu stabil. Rahasianya, dia membangun hubungan baik dengan negara-negara Barat dan Israel. Namun di balik kestabilan, korupsi, kemiskinan dan kekerasan oleh negara tumbuh subur di Mesir.
Mubarak lahir 1928 di desa Kahel-el-Meselha. Dia tamat dari Akademi Militer pada 1949. Setelah perang Arab-Israel, Mubarak mendapat promosi menjadi Kepala Angkatan Udara Mesir, inilah pintu pertama dia masuk ke lingkaran elit politik.
Mubarak dikenal seorang pembantu setia Presiden Mesir Anwar Sadat. Dia diangkat jadi Wakil Presiden oleh Anwar Sadat pada 1975. Sejak itu dia memainkan peranan penting: membangun hubungan dengan negara-negara barat. Pada 1981, Sadat dibunuh, Mubarak naik menjadi orang nomor satu di Mesir.
Satu bukti kedekatan Mubarak dengan negara Barat, yakni ketika bekas Perdana Menteri Inggris Tony Blair menghabiskan liburan di vila mewah Mubarak di Laut Merah. Blair bersama keluarganya menginap di vila bernama Sharm-el-Sheikh.
Mubarak menikah dengan Suzanne, yang berdarah campuran, Mesir-Inggris. Ayah Suzanne, Saleh Thabet, yang berprofesi sebagai dokter anak bertemu dengan Lily May Palmer, suster yang tumbuh dewasa di Wales. Mereka bertemu di London. Saleh kemudian menikah dengan Lily, dan lahirlah Suzanne.
Dalam sebuah wawancara dua tahun lalu, Suzanne mengatakan masih memiliki saudara sepupu di Inggris.  “Aku sangat nyaman dengan dua budaya ini, dua bahasa, dua dunia yang berbeda,” kata ibu negara berusia 69 tahun tersebut yang dilansir tempointeraktif.
Mubarak dan Suzanne memiliki dua anak laki-laki, Alaa dan Gamal. Keduanya berkarir di bidang keuangan. Alaa, si sulung, jarang muncul dan tidak tertarik politik. Sedangkan Gamal, 47, lebih sering terlihat dan lebih dikenal orang.
Gamal terjun ke dunia politik pada 2000. Ayahnya menunjuk dia menjadi Sekretaris Jenderal partai berkuasa, National Democratic Party. Gamal lulusan American University di Kairo, dia bekerja di Bank of America, Mesir lalu pindah ke London. Dia tinggal di sebuah rumah mewah 5 lantai di kawasan elit London, Knightsbridge. Di rumah bergaya Georgian seharga 8,5 juta pounds atau sekitar Rp 122 miliar, Suzanne kini tinggal. Dia dikabarkan telah terbang ke Inggris dengan membawa 100 kopor.
Tembak di tempat
Hosni Mubarak memberikan perintah kepada militer negara ini untuk menembak warga. Berbagai laporan menyatakan, pihak militer negara ini telah mendapatkan lampu hijau untuk menembak “jika perlu”.
Sementara itu, helikopter dan pesawat tempur pun dikerahkan di sejumlah titik dengan jumlah demonstran yang terus bertambah. Diperkirakan sekitar 75 ribu orang telah mengambil Bundaran Tahrir di pusat kota meskipun kawasan tersebut dikepung oleh militer. Sejak selasa pekan lalu, bentrokan antara demonstran dan polisi di Kairo, Suez dan Iskandariya telah menewaskan sedikitnya 150 orang dan mencederai ribuan lainnya.
Para demonstran hanya menyerukan satu tuntutan yaitu mundurnya Presiden Hosni Mubarak.
Sebagaimana dilansir republikaonline, media-media lokal menyebutkan bahwa instruksi tembak mati itu dirilis setelah Mubarak bertemu dengan para panglima militernya di markas komando mereka. Pengerahan militer dimulai sejak Jumat pekan lalu mengingat aparat polisi sudah tidak mampu lagi mengatasi situasi.

No comments:

Post a Comment